Kamis, 22 September 2016

WIRAUSAHA SOSIAL??? SIAPA TAKUT


Menjadi seorang wirausaha merupakan impian banyak orang. Dengan berwirausaha seseorang dapat menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri dan dapat membuka peluang peekerjaan untuk orang lain. Wirausaha sosial berbeda dengan wirausaha mandiri pada umumnya.

Wirausaha sosial merupakan sebuah usaha yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata. wirausaha sosial juga memperhatikan lingkungan sekitarnya. wirausha sosial memanfaatkan peluang yang ada di sekitarnya menjadi sebuah usaha yang dapat menguntungkan untuk dirinya sendiri dan orang lain. Dengan wirausaha sosial diharapkan dapat memberdayakan masayarkat sekitar. Lalu, bagaimana sejarahnya wirausaha sosial?

Wirausaha sosial secara global bermula sejak Muhammad Yunus mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Muhammad yunus memperoleh penghargaan ini karena memelopori pengembangan kredit mikro dan bisnis sosial (Grameen Bank). Atmosifir wirausaha sosial mulai terasa di Indonesia sejak berdirinya pusat studi kewirausahaan sosial di beberapa kampus, dan terbentuknya Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) pada tanggal 16 November 2009.
Menurut Hibbert, Hogg, and Quinn dalam Hardi Utomo mengungkapkan bahwa kewirausahaan sosial adalah pemanfaatan perilaku kewirausahaan yang lebih berorientasi untuk pencapaian tujuan sosial dan tidak mengutamakan perolehan laba, atau laba yang diperoleh dimanfaatkan untuk kepentingan soaial. Dari pengertian tersebut dapat disimpulakn bahwa wirausaha sosial bukanlah sebuah usaha yang mengutamakan pada perolehan laba akan tetapi lebih kepada bagaimana usaha tersebut dapat bermanfaat untuk masyarakat.

Saat ini fenomena wirausaha sosial tengah mewabah di Indonesia. Beberapa contoh wirausaha sosial yang sukses di Indonesia yaitu :
  1. Baitul Maal Wat-Tamwill, didirikan di Jakarta pada tahun 1995 oleh Amin Aziz dan sampai pada akhir tahun telah berdiri sekitar 500 BMT.
  2. PT Blool Agro yang didirkan oleh Emily Sutanto dan telah membina 2.300 petani yang tergabung dalam 28 kelompok tani yang menghasilkan pangan organik di Tasikmalaya. Sementara itu, pada tahun 2009 telah berhasil meksport 19 ton beras ke Amerika serikat.
  3.  Koperasi peternak Bandung Selatan yang berdiri pada tahun 1969. Koperasi ini telah memiliki 5.285 peternak sapi dari tiga kecamatan dan telah berkembang dengan 7 unit usaha yang salah salah satunya adalah bank perkreditan rakyat.

Dari ketiga contoh tersebut dapat dilihat bahwa wirausaha sosial merupakan sebuah usaha yang dapat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Meskipun wirausaha usaha sosial bukan berorientasi pada laba, akan tetapi dapat dilihat bahwa wirausaha sosial juga tidak kalah saing dengan wirausaha mandiri. 



Sumber
Palesangi, Muliadi. Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial. diakses dari http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/seminas/article/viewFile/198/145 pada hari Kamis,tanggal 22 September 2016.
Utomo, Hardi. Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Sosial. diakses dari jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/download/99/83 pada hari Kamis,tanggal 22 September 2016.
Rianto ,Dedi. Zainal. Implementasi Konsep Kewirausahaan sosial Sebagai Model Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
diakses http://eprints.binadarma.ac.id/2157/1/Implementasi%20Konsep%20Kewirausahaan.pdf pada hari Kamis,tanggal 22 September 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar